Rabu, 03 Juli 2013

Cara Mengatasi Serangan Rayap: Bagian II

,
Ini adalah lanjutan dari tulisan berjudul Melawan Rayap Edisi I.

Sebelumnya rayap yang menyerang beberapa baglog jamur kuping sepertinya telah berhasil diatasi. Tidak tampak lagi rayap hilir mudik membangun "terowongan" sebagai penghubung antara baglog yang telah digangsir dengan "markas besar"nya yang ada di tiang. Lubang jalan keluar masuk rayap di tiang itu telah tertutup sempurna dengan lilin mainan anak.

Baglog bekas dilubangi rayap berbekas cukup dalam. Nampaknya kerja rayap-rayap itu cukup cepat sehingga bisa meninggalkan bekas seperti itu. Untung cepat ketahuan. Selain itu, ternyata jamur kuping yang tumbuh di dekat lubang itu pertumbuhannya tidak terpengaruh. Setelah dipanenpun jamur tetap tumbuh lagi.

Satu hari, dua hari, tiga hari, tak tampak ada aktifitas rayap. Yakin rayap sudah tak mungkin keluar, pengecekan mulai jarang dilakukan. Sampai panen kedua, kondisi tetap aman. Sekali-sekali baglog masih diperiksa, tapi tak tampak ada serangan rayap lagi.

Tanpa diduga, setelah panen jamur yang ketiga ternyata tanda-tanda serangan rayap muncul lagi. Ada jalur-jalur dari pasir menuju ke lubang baglog. Pertumbuhan lembaran jamur yang cukup lebat menutupi aktifitas mereka sehingga tidak sekilas tidak terlihat.

Dengan sedikit panik plus jengkel jalur jalan rayap itu langsung dirusak. Rayap-rayap yang berkeliaran terpaksa dimatikan.

Bagaimana bisa rayap-rayap itu menembus lapisan lilin?

Usut punya usut ternyata mereka tidak memakan lilin lalu membuat lubang sebagai jalan keluar. Tapi kondisi bagloglah yang ikut membantu mereka bisa keluar dari sarangnya. Jadi setiap kali panen, bobot/isi setiap baglog akan berkurang, karena nutrisinya sudah diubah menjadi lembaran-lembaran jamur. Kecepatan dan pertumbuhan jamur di baglog bawah lebih tinggi daripada baglog atas. Kira-kira batasnya satu meter dari permukaan lantai. Sehingga makin lama ketinggian baglog akan menurun/melorot. Selain karena baglog bagian bawah menyusut, juga karena menahan beban baglog dari atas. Akibatnya lilin yang dipakai untuk menyumbat lubang keluar masuk rayap terkelupas karena tekanan dari baglog yang melorot tadi. Kebetulan lubang yang ada di tiang letaknya mepet baglog.

Solusinya?

Untuk saat ini, cara efektif untuk menanggulangi serangan rayap hanya dengan menutup lubang jalan rayap. Tapi karena mepet dengan baglog, akhirnya terpaksa baglognya yang dikorbankan. Ada 2 baglog yang harus dikeluarkan dari rak. Tujuannya agar jalan keluar-masuk rayap tadi terlihat dan bisa ditutup dengan lilin lagi. Selain itu, dengan tidak adanya baglog jamur kuping yang mepet dengan jalan lubang itu, maka kemungkinan lilin terkelupas karena gesekan dengan baglog yang melorot bisa dihindari.

Untuk sementara ini bisa menjadi jalan untuk mengatasi serangan rayap.

Oh, iya, ternyata di bagian lain juga ada serangan serupa. Bedanya ada yang berhasil masuk melalui lubang yang tak sengaja ada di bagian badan baglog. Sumbernya masih sama, dari tiang yang ada di dekat baglog yang telah berlubang itu. Solusinya sama. Lubang di tiang harus ditutup dengna lapisan lilin dan dihindarkan dari kemungkinan gesekan dengan baglog yang melorot. Tapi untuk rayap yang sudah bersarang di baglog sedikit lebih susah. Diketuk-ketuk tak mau keluar. Akhirnya coba ditaburi kapur semut. Ternyata berhasil. Satu jam setelahnya tak ada aktifitas rayap. Kalau diintip di bagian baglog yang berlubang, terihat ada beberapa rayap bergelimpangan tak bergerak.

Ini menjadi sebuah pelajaran sangat berharga. Kalau ingin sedikit menghemat modal dengan memakai bambu bekas, sebaiknya diperiksa dan betul-betul dipastikan tidak ada rayap atau makhluk lain yang bersarang di dalamnya. Mungkin dengan memeriksa setiap lubang yang ada, atau dengan merendamnya sebentar dengan air. Yang jelas, pemeriksaan rutin harus dilakukan dengan teliti terhadap setiap baglog yang kita rawat. Minimal sehari sekali.             .

 

 

Jamur Segudang Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates