Selasa, 25 Juni 2013

Melawan Rayap Edisi I

,
Rayap.

Kecil. Ringkih. Tapi bandel.

Sebenarnya aktifitas rayap sudah terlihat sejak dua minggu setelah baglog jamur kuping tertata rapi dan sudah dilubangi. Semula hanya terlihat ada jalur kecil berpasir yang menuju ke lubang di baglog. Setelah ditelusuri ternyata jalur rayap.

Karena dilarang keras pakai bahan kimia semacam pestisida untuk mengatasi hama, terpaksa pakai cara manual. Rayap yang nampak langsung diambil dan dibunuh.

Setelah tak kelihatan ada rayap, langsung ditinggal. Dikira sudah habis, mereka pasti kapok.

Eh, ternyata sorenya ada lagi. Malah lebih banyak.

Lagi-lagi terpaksa dilakukan pemberantasan secara manual. Ambil, bunuh, ambil, bunuh! Wah, serasa ada pembunuhan masal di sini.

Setelah (sepertinya) habis, lalu ditinggal sambil berharap semoga tak ada lagi.

Tapi ternyata esoknya sudah ada lagi.

Jadi penasaran, darimana datangnya rayap-rayap ini. Padahal tak ada yang mengundang. Setelah merunut jalur yang terbuat dari pasir itu, akhirnya ketemu juga. Ternyata sumbernya dari bambu yang digunakan sebagai tiang rak jamur kuping.

Inilah resiko dari keteledoran karena bambu-bambu untuk tiang memang tidak dicek terlebih dahulu. Maklum, demi penghematan dan kebetulan ada, bambu yang dipakai adalah bekas bongkaran atap rumah yang umurnya sudah belasan tahun. Dari luar sepertinya utuh dan tak ada bekas rayap. Eh, ternyata mereka sembunyi lalu keluar pada saat yang tepat.

Masalahnya isi baglog jamur didominasi oleh sisa gergaji kayu. Pasti ini makanan lezat buat mereka. Apalagi kayu yang dipakai dari jenis kayu yang empuk. Pantas rayap jadi bandel dan tak mau pergi juga.

Dan sudah ada dua baglog berlubang menganga yang jadi korban.

Untung ada ide.

Rayap-rayap itu sembunyi di dalam bambu yang tegak berdiri sebagai tiang rak. Pasti mereka menjadikannya semacam markas besar. Terbukti setelah berada di dekatnya, terdengar suara berisik dari dalam.

Nah, untuk keluar masuk tentu ada semacam lubang di sekitar jalur rayap tadi. Ternyata benar. Ketemu satu lubang yang cukup besar. Setelah dipikir-pikir, akhirnya lubang itu ditutup pakai lilin mainan anak. Tidak mungkin pakai lakban karena baglog jamur akan sering disiram. Mau tak mau, cepat atau lambat, pasti terkelupas.

Dan benar saja. Setelah lubang tadi ditutup lilin mainan anak, akhirnya tak ada lagi rayap yang bisa keluar dan merusak baglog.  

Tapi ternyata ini hanya sementara.

sumber gambar: animalpictures123.org
 

Jamur Segudang Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates